Kamis, 22 Januari 2009

Pelajaran untuk hari ini…

Kriiingg...kriiing...
”Halo, selamat pagi…”
”Parjo....” tegas orang di seberang itu
”Ya...pak..” jawab parjo
”Nanti kamu ambil di ruang **** ya, situ ada klise foto saya...kamu cuci ya...(dengan aksen arogan...)” padahal semua orang mencuci-mencetak fotonya sendiri-sendiri...
”Iya..pak” (sedatar mungkin parjo menjawabnya, tak ada keinginan untuk melakukan perlawanan, karena parjo paham menghadapinya..
Parjo diam saja tak perlu basa basi, parjo hanya menunggu si angkuh itu berkata-kata lagi.. parjo ingin terlihat lebih cool...
Kemudian dia berkata lagi...
”Ya, jangan lupa ya jo... sampaikan dengan si **** ya...ada klise saya di situ ya...”
”Ok pak.. ada lagi?” Jawabku singkat..
plaakkk...dia menutup telponnya
Itulah percakapan singkat tanpa ba-bi-bu dengan seseorang yang suaranya sangat aku kenali meski di setiap awal percapakan dia tidak pernah menyebutkan namanya(sangat menggelikan, sebab branch manager parjo pun tak searogan dia)

Flash back.........mencoba mengingat sejarah beberapa tahun yang lalu....
Dahulu dia memang seorang pejabat teras dengan specimen tanda tangan yang sangat valuable. Karena suatu masalah dia tidak lagi menjabat posisi tersebut (parjo sungguh tidak perduli dengan masalah itu). Pasca pencopotan jabatan dan segala fasilitasnya, parjo tidak memandang rendah atapun memeperlakukannya dengan miring ataupun menghinanya. Semuanya tetap berjalan biasa saja. Rahasia adalah kode etik parjo dan parjo adalah hamba kode etik.
Parjo paham betapa terlukanya dia karena sudah tidak bisa seberkuasa dahulu kala..kini orang hanya memandangnya sebelah mata...parjo tidak berkeinginan menjelekkan, tapi parjo merasa inilah pelajaran terbaik untuk hari ini...orang bisa menyenangkan selama kita bisa menyenangkannya juga. Tapi orang bisa sangat menyebalkan apabila ia merasa sudah tidak bertaji lagi, tak sejaya dahulu kala. Well.. aku hanya yakin bisa mengingat bahwa aku tak pernah menyinggungnya, melukainya ataupun melakukan hal-hal yang menyakitinya. Maka menjadi aneh dan tidak sportif rasanya karena parjo tak pernah menyinggungnya, tapi perangainya tetap saja sangat tidak mengenakkan.

Well, parjo jadi ingat pesan orangtua. Orang bila semakin tua biasanya akan menjadi semakin menyebalkan bila ia tidak bisa menerima kenyataan hidup, atau semakin bijak dan lebih tenang bila ia bisa memahami RUNTUTAN, TUNTUTAN DAN TUNTUNAN perjalanan hidup (Thanks Mam for RUNTUNTUN Session). Parjo tak bermaksud menjengkalinya meski dia tanpa jabatannya yang dulu, parjo respek dengan ketuaannya. Parjo menghargainya sebagai orangtua bukan jabatannya (karena buat parjo, seberapa besarpun gaji sesorang, seberapapun jabatannya kalau dia masih bernaung di bawah sebuah manajemen dia bukanlah siapa-siapa, hanya kacung, jongos, budak, TIDAK LEBIH). Orang sering lupa dengan esensi jabatan, JABATAN BESAR, GAJI BESAR BEBAN BESAR dan tentu saja GODAAN BESAR maka pangkulah dengan KERENDAHAN HATI dan JIWA BESAR.

Thanks God, for the comprehensive test…
Pelajaran hari ini…
Thanks God

Tidak ada komentar:

Posting Komentar